Selamat datang di website KronikAku, Hubungi Kami jika ada keperluan kerjasama. Kunjungi halaman Virtual Museum untuk menjelajah ke museum favoritmu!

Menghidupkan Sejarah Lewat Jurnal Lokal: Pembelajaran Penelitian Sejarah yang Lebih Dekat dengan Kehidupan

Pembelajaran sejarah berbasis jurnal lokal yang membangun keterampilan riset, literasi kritis, dan kebanggaan terhadap sejarah daerah.


Bayangkan sebuah kelas sejarah di mana siswa tidak hanya menghafal tanggal dan tokoh, tapi benar-benar meneliti, menggali cerita di sekitarnya, dan menemukan bahwa sejarah bukanlah sesuatu yang jauh, melainkan ada di rumah tetangga, di makam tua di ujung kampung, atau di kisah nenek mereka sendiri. Itulah semangat dari pembelajaran penelitian sejarah berbasis jurnal sejarah lokal—mendekatkan sejarah dengan kehidupan nyata siswa.

Apa Itu Penelitian Sejarah dan Apa Saja Tahapannya?

Penelitian sejarah adalah proses ilmiah untuk menyelidiki peristiwa masa lalu secara sistematis. Tujuannya bukan sekadar mengetahui apa yang terjadi, tapi mengapa dan bagaimana peristiwa itu berlangsung.

Secara umum, penelitian sejarah memiliki empat tahapan utama:

  1. Heuristik – Tahap pengumpulan sumber. Di sini peneliti mencari dokumen, arsip, surat kabar lama, wawancara, hingga jurnal sejarah.
  2. Verifikasi – Menilai keabsahan sumber. Apakah sumber itu bisa dipercaya? Apakah ada bias atau kepentingan di baliknya?
  3. Interpretasi – Menafsirkan fakta sejarah. Data yang sudah valid kemudian dihubungkan untuk merangkai makna.
  4. Historiografi – Penulisan sejarah. Hasil interpretasi dirangkai menjadi narasi yang runut dan bermakna.

Mengapa Menggunakan Jurnal Sejarah Lokal dalam Pembelajaran Sejarah?

Jurnal atau karya ilmiah sejarah lokal adalah tulisan yang mengkaji peristiwa sejarah di suatu daerah tertentu. Misalnya, sejarah perlawanan rakyat Bengkulu terhadap kolonialisme, atau sejarah masuknya Islam di suatu kecamatan.

Manfaat pembelajaran berbasis jurnal sejarah lokal, antara lain:

  • Meningkatkan relevansi dan keterlibatan siswa: Mereka bisa merasa “punya” terhadap cerita sejarah yang mereka teliti.
  • Mengembangkan keterampilan literasi sejarah: Siswa belajar membaca teks ilmiah, mengkritisinya, dan menarik kesimpulan.
  • Menumbuhkan kebanggaan lokal: Mengenal tokoh, budaya, dan perjuangan daerah sendiri bisa memperkuat identitas dan cinta tanah air.
  • Melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis: Siswa tidak hanya menerima, tetapi menelusuri dan mempertanyakan.

Referensi Jurnal Sejarah Lokal: Contoh dari Berbagai Wilayah di Indonesia

Berikut ini beberapa contoh jurnal atau karya ilmiah sejarah lokal dari berbagai daerah di Indonesia:

Bengkulu:

  • "Peran Fatmawati Soekarno dalam Pergerakan Nasional di Bengkulu" (Universitas Bengkulu)
  • "Perlawanan Rakyat Rejang terhadap Penjajahan Belanda" (Jurnal Sejarah Lokal UNIB)

Yogyakarta:

  • "Perkembangan Pendidikan Tradisional di Pesantren Krapyak"
  • "Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 dalam Perspektif Lokal"

Sumatera Barat:

  • "Gerakan Kaum Padri dan Dampaknya terhadap Sosial Masyarakat Minangkabau"
  • "Sejarah Pasar Bawah di Kota Bukittinggi sebagai Pusat Ekonomi Kolonial"

Jawa Timur:

  • "Perjuangan Rakyat Surabaya dalam Pertempuran 10 November 1945"
  • "Sejarah Pabrik Gula di Mojokerto sebagai Saksi Bisnis Kolonial"

Sumber-sumber ini banyak tersedia di repositori universitas atau jurnal online seperti Garuda Ristekbrin, Neliti, dan Portal Garba Rujukan Digital (GARUDA).

Teknis Penerapan di Kelas: Belajar Sejarah dengan Meneliti Sejarah Sendiri

Berikut adalah contoh sederhana bagaimana guru bisa menerapkan pembelajaran sejarah berbasis jurnal lokal di kelas:

Langkah-langkah Penerapan:

  1. Pemilihan Topik
    Guru memilih atau membantu siswa memilih tema sejarah lokal, misalnya "Tokoh Perempuan Lokal dalam Perjuangan Kemerdekaan" atau "Sejarah Pasar Tradisional di Kota Kami".
  2. Pengumpulan Sumber (Heuristik)
    Siswa diberi akses ke jurnal lokal yang relevan, arsip digital, atau diarahkan untuk mewawancarai narasumber seperti tokoh masyarakat.
  3. Analisis Sumber (Verifikasi & Interpretasi)
    Siswa membaca, mendiskusikan, dan mengkritisi informasi yang mereka dapatkan.
  4. Penyusunan Laporan atau Karya (Historiografi)
    Hasilnya bisa berupa laporan penelitian mini, poster sejarah, vlog dokumenter, atau infografik.
  5. Presentasi dan Refleksi
    Siswa mempresentasikan hasilnya, sementara guru memberi umpan balik dan mengaitkan dengan tema nasional atau global.

Contoh Praktik:

Di MAN 1 Kota Bengkulu, misalnya, siswa kelas XI diberi proyek untuk meneliti sejarah Masjid Jamik Bengkulu yang dirancang Soekarno. Mereka membaca jurnal sejarah, mengunjungi lokasi, mewawancarai pengurus masjid, lalu membuat infografis dan presentasi. 

Hasilnya dipajang di mading sekolah dan dipresentasikan saat Hari Pendidikan Nasional. Siswa merasa bangga karena mereka menemukan cerita yang sebelumnya tidak mereka ketahui.

Penutup

Pembelajaran sejarah tidak harus membosankan. Dengan mendekatkannya pada konteks lokal melalui jurnal sejarah, siswa tidak hanya belajar tentang masa lalu, tapi juga belajar tentang siapa diri mereka, dari mana mereka berasal, dan bagaimana membangun masa depan. 

Dan yang terpenting, mereka belajar bahwa sejarah bukan hanya milik buku, tapi milik kita semua.

Jika Anda guru, pustakawan, atau pemerhati pendidikan, mari mulai dari yang kecil: gali jurnal lokal, ajak siswa berdiskusi, dan biarkan mereka jadi peneliti sejarah muda. Karena masa depan yang hebat dibangun oleh generasi yang tahu dan bangga akan masa lalunya.

Baca juga :

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.
Lili Supriyanto

Butuh dukunganmu nih, subscribe Youtubenya dulu dong Kakak!😄